Meskipun sempat diremehkan, bisnis hidroponik kini menunjukkan bukti nyata sebagai usaha yang menguntungkan. Rahmatul Hafid, seorang petani hidroponik sukses dari Semarang, Jawa Tengah, membagikan kisahnya yang penuh inspirasi.
Berawal dari rasa malas menyiram tanaman di polybag, Hafid terinspirasi untuk menjadi petani hidroponik dan berhasil mengembangkan usahanya dengan luar biasa.
Penasaran dengan kisah sukses Hafid memulai usah pertanian hidroponik? Simak lebih lanjut kisah inspiratifnya di bawah ini.
Memulai dari Modal Kecil dan Kerja Keras
Awalnya, Hafid adalah seorang penyuluh pertanian yang terjun bertugas mengedukasi masyarakat.
Menjadi edukator namun tidak menjalankan teorinya secara praktis membuat Hafid merasa terbebani secara moral.
Hingga akhirnya Hafid memutuskan untuk memulai menjadi petani sembari mempraktikan hal-hal yang dia ajarkan kepada masyarakat.
Awalnya Hafid mencoba menanam beberapa tanaman menggunakan metode konvensional dengan media polybag. Sayangnya Hafid tidak bisa konsisten menyiram tanaman setiap pagi.
Hafid, yang saat itu masih muda, merasa kesulitan karena sering bangun siang dan malas menyiram tanaman sehingga tanamannya tidak tumbuh dengan baik.
Berangkat dari situ Hafid terinspirasi untuk menanam menggunakan metode hidroponik yang menurutnya leblih efektif.
“Karena saat itu itu masih muda ya. Jadi ada rasa malas yang memang masih sering menyelimuti seperti bangun siang. Akhirnya atas dasar kemalasan itu saya memilih metode hidroponik sebagai metode yang tepat” ujarnya.
Untuk memulai usaha ini Hafid menggunakan modal awal sebesar Rp 2 juta. Modal tersebut ia gunakan untuk membeli peralatan tanam hidroponik, membeli bibit, dan media tanam.
Upaya awal bisnis hidroponiknya ini baru menghasilkan satu meja sebagai bidang tanam yang ia kerjakan sendiri.
Sampai suatu hari tanamannya penuh, sehingga Hafid menghubungi kakeknya yang punya peternakan ayam boiler.
Memanfaatkan Peluang dan Menaklukkan Tantangan
Melihat potensi yang makin tinggi, Hafid kemudian memperluas usahanya dengan membangun Greenhouse di atas lahan peternakan ayam milik kakeknya.
Awalnya, ia mendapat banyak cibiran, namun petani hidroponik ini membuktikan kesuksesannya dengan panen yang berlimpah dan kualitas produk yang unggul.
Pada masa pandemi COVID-19 petani hidroponik ini sukses meraih keuntungan melimpah. Pandemi yang menuntut orang untuk hidup sehat membuat produk Hafid laris dibeli konsumen.
Melihat peluang ini, Hafid langsung jual tanamannya langsung pada pelanggan bukan ke tengkulak yang strateginya masih diterapkan sampai sekarang. Kelebihan beli sayuran hidroponik ke Hafid adalah harganya yang konsisten.
Meskipun harga pasar berfluktuasi, ia tetap mematok harga sayurannya sebesar Rp20.000 per kilogram.
Konsistensi ini menarik minat banyak tengkulak untuk membeli sayuran dari Hafid, terutama saat harga pasar sedang tinggi.
Hafid bercerita kalau ia pernah ditawari harga beli sebesar Rp 30.000 saat harga di pasaran mencapai Rp 40.000.
Kejadian ini tidak membuat Hafid bergeming, karena ia berusaha menjaga kualitas dan kredibilitasnya di mata pelanggan.
Sehingga ia menolak banyak tawaran beli tengkulak, dan lanjut menjalankan strategi jualannya sendiri yaitu langsung ke pelanggan atau restoran.
Dari sinilah bisnisnya berkembang sangat pesat, sehingga bisa panen hampir 2 ton selama satu bulan.
“Alhamdulillah sudah memiliki 27.000 lubang tanam dengan kapasitas produksi 60 kilo per hari. Bahkan di Desember kemarin kita bisa tembus sampai 1,9 ton per bulan itu pencapaian yang sangat luar biasa.”
Strategi Pemasaran Unik dan Pelayanan Prima
Hafid memiliki strategi pemasaran unik, yaitu menjual langsung kepada pengguna akhir seperti restoran sehingga ia punya pelanggan yang loyal.
Saat menawarkan produknya ke restoran, Hafid tidak menggunakan proposal. Dia langsung membawakan sampel produk terbaiknya sehingga pemilik usaha bisa langsung menilai.
Selain kualitas yang stabil Hafid menjamin pelanggannya menerima harga yang stabil dan layanan gratis antar.
Sedikit atau banyak pesanan pelanggan Hafid akan selalu menerima pesanan tersebut dan tidak mematok harga pengirmian. Itu yang menjadi daya tarik Hafid karena tidak banyak kompetitor yang menerapkan cara tersebut.
Keunikan ini membuatnya unggul dari pesaing lain dan berhasil membuat banyak pelanggan memilih untuk membeli sayuran dari Hafid.
Semangat untuk Para Petani di Era Modern
Kisah Hafid adalah bukti nyata bahwa dengan kerja keras, tekad, dan strategi yang tepat, siapapun bisa meraih kesuksesan dalam bidang apapun, termasuk bertani.
Bertani hidroponik bisa dimulai dengan modal kecil dan kerja keras, sehingga penting untuk memanfaatkan peluang, serta terus mengembangkan usaha.
Namun, dengan kegigihan dan strategi yang tepat, ia berhasil mengembangkan usahanya dan mencapai panen hingga 1,9 ton/bulan.
Bisnis hidroponik tidak hanya menjanjikan keuntungan finansial, tetapi juga memberikan kepuasan dan kontribusi positif bagi masyarakat.
Bagi para petani muda yang ingin memulai usaha atau mengembangkan usaha mereka, kisah Hafid dapat menjadi inspirasi dan motivasi.
Siapapun bisa meraih sukses dalam bisnis hidroponik yang masih banyak diremehkan orang, padahal sangat menguntungkan asal bisa belajar dan konsisten dengan strategi tepat.
Demikian kisah sukses dari seorang petani hidroponik muda, semoga dapat menjadi sumber inspirasi untuk Anda memulai usaha.