Pemerintah Kabupaten Jayapura melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) mendorong UMKM Papua untuk terus berkembang.
Mengutip dari antaranews Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 350 juta.
Selanjutnya anggaran tersebut akan digunakan untuk meningkatkan kapasitas usaha mikro, kecil, menengah (UMKM) khusus untuk orang asli Papua (OAP).
Alokasi sejumlah itu berasal dari anggaran otonomi khusus tahun 2024 senilai Rp 2,3 miliar. Menurut Miryam Y Soumilena selaku Kepala DP3A, pihaknya akan merealisasikan anggaran dalam bentuk pendampingan dan pelatihan.
Sasaran utama dari program ini sebanyak 139 UMKM yang tersebar di lima kelurahan, Kabupaten Jayapura. Miryam mengungkapkan langkah ini terbilang penting agar UMKM Papua semakin terlatih. Dengan demikian, usaha yang mereka jalankan bisa semakin berkembang dan berkelanjutan.
Pelatihan dan Pendampingan UMKM OAP
Nantinya pelatihan dan pendampingan dari DP3A tidak hanya bersifat teknis tetapi juga mencakup aspek manajerial. Miryam menekankan bahwa perlu kesabaran dan ketekunan dalam membina pelaku UMKM OAP.
Program ini juga bertujuan untuk menciptakan UMKM Papua mandiri dan mampu menghasilkan produk lokal yang kompetitif. Sehingga DP3A akan melatih pelaku UMKM Papua agar mampu mengembangkan potensi lokal yang ada di kampung mereka.
Selain itu, DP3A juga akan melaksanakan pelatihan tentang teknik pengemasan dan pemasaran produk. Pengemasan yang menarik dan higienis sangat penting untuk meningkatkan daya tarik produk di mata konsumen.
Kemudian para pelaku UMKM OAP juga akan mendapat pelatihan pemasaran online maupun offline agar produk mereka dapat menjangkau pasar yang lebih luas. Dengan demikian produk lokal yang berbahan sagu, jagung, dan umbi-umbian dapat menjangkau konsumen di banyak wilayah.
Melalui dana tersebut pelaku UMKM OAP juga akan dibantu memasarkan produk melalui pameran produk lokal.
Melalui pameran ini, pelaku UMKM OAP bisa memperkenalkan produknya kepada calon pembeli dan investor.
Bukan hanya itu pemerintah juga menjalin kerja sama dengan berbagai pihak seperti perusahaan besar dan e-commerce sehingga pemasaran produk lokal dapat terbantu.
Kolaborasi dengan lembaga pendidikan dan penelitian juga menjadi bagian dari strategi pengembangan produk unggulan lokal. Kolaborasi ini bertujuan untuk membantu UMKM asli Papua dapat dengan mudah berinovasi.
Sebagai contoh adalah pengembangan produk dari olahan sagu yang lebih efisien dan ramah lingkungan.
Adanya anggaran dan pelaksanaan program ini, produk-produk unggulan lokal dapat semakin berkembang serta memiliki daya saing yang tinggi.